Dunia pendidikan tengah menghadapi revolusi edukasi yang didorong oleh laju inovasi teknologi. Di era di mana interaksi digital menjadi norma, Non-Fungible Token (NFT) muncul sebagai jembatan yang menarik untuk meningkatkan literasi digital di kalangan generasi muda. Lebih dari sekadar aset digital, NFT menawarkan cara konkret dan interaktif bagi pelajar untuk memahami konsep-konsep fundamental seperti kepemilikan digital, keamanan blockchain, dan nilai dalam ekonomi digital yang sedang berkembang.
Generasi muda saat ini adalah digital native yang tumbuh dengan gawai pintar dan internet. Konsep digitalisasi, kepemilikan virtual, dan transaksi daring bukan lagi hal asing bagi mereka. NFT, sebagai representasi unik dari aset digital yang tidak dapat ditukar dan tercatat di blockchain, secara inheren menarik perhatian kelompok ini. Dengan melibatkan mereka dalam ekosistem NFT yang terkontrol, pendidikan dapat mengubah teori tentang teknologi blockchain dan aset digital menjadi pengalaman praktis yang nyata. Ini adalah salah satu aspek penting dari revolusi edukasi yang sedang kita alami.
Pemanfaatan NFT dalam pendidikan dapat dilakukan dalam berbagai bentuk. Misalnya, NFT dapat berfungsi sebagai “paspor digital” untuk akses ke modul pembelajaran tertentu, di mana siswa harus memahami cara kerja wallet digital dan blockchain untuk bisa membuka konten. Atau, mereka bisa menerima NFT sebagai “lencana” setelah menyelesaikan kursus literasi digital, yang tidak hanya mengonfirmasi pencapaian tetapi juga menjadi aset digital yang mereka miliki. Pendekatan semacam ini secara langsung mendorong pemahaman dan praktik literasi digital. Ini merupakan bagian krusial dari revolusi edukasi yang sedang berlangsung.
Pada sebuah lokakarya nasional bertema “Literasi Digital untuk Masa Depan” yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Asosiasi Pendidikan Digital pada hari Senin, 14 Oktober 2024, pukul 09.00 WIB, di Pusat Konvensi Jakarta, seorang pakar blockchain dan edukasi, Bapak Dr. Dwi Permana, menyampaikan, “NFT memiliki potensi unik sebagai alat pedagogis dalam revolusi edukasi. Mereka dapat mengubah konsep abstrak tentang aset digital menjadi sesuatu yang konkret dan interaktif, secara efektif membangun literasi digital pada generasi muda.” Beberapa pilot project di sekolah menengah menunjukkan peningkatan pemahaman siswa tentang blockchain setelah diperkenalkan pada NFT.
Dengan demikian, NFT bukan hanya fenomena pasar digital, tetapi sebuah alat yang kuat dalam revolusi edukasi. Dengan memanfaatkan daya tarik dan mekanisme uniknya, pendidikan dapat secara efektif membimbing generasi muda untuk tidak hanya menjadi konsumen teknologi, tetapi juga menjadi pencipta dan pemaham yang cakap dalam ekosistem digital yang kompleks. Ini adalah langkah maju yang signifikan menuju literasi digital yang komprehensif bagi masa depan.