Setiap generasi memiliki karakteristik unik yang dibentuk oleh era di mana mereka lahir dan tumbuh. Kini, kita mulai mengenal Generasi Beta, sebuah kelompok anak-anak yang lahir setelah Generasi Alpha, diperkirakan dimulai dari tahun 2025. Generasi ini akan sepenuhnya tumbuh di tengah kemajuan teknologi yang sangat pesat, dengan kecerdasan buatan (AI), metaverse, dan konektivitas yang makin tak terbatas. Mengenal Generasi Beta berarti memahami bagaimana lingkungan digital yang imersif ini akan membentuk cara berpikir, belajar, dan berinteraksi mereka. Artikel ini akan mengupas lebih jauh tentang karakteristik dan potensi Generasi Beta sebagai si kecil era digital.
Generasi Beta akan menjadi generasi pertama yang sejak lahir benar-benar terpapar pada ekosistem AI yang terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari. Berbeda dengan Generasi Alpha yang masih mengalami transisi ke era digital penuh, Generasi Beta akan tumbuh dengan AI sebagai bagian tak terpisahkan dari mainan, perangkat belajar, bahkan interaksi sosial mereka. Ini berpotensi membuat mereka memiliki kemampuan adaptasi teknologi yang jauh lebih tinggi dan intuisi digital yang lebih kuat dibandingkan generasi sebelumnya. Mereka mungkin akan lebih mudah berinteraksi dengan asisten virtual, perangkat pintar, dan sistem otomatis.
Selain AI, konsep metaverse dan realitas virtual (VR)/augmented reality (AR) juga akan menjadi bagian integral dari pengalaman tumbuh kembang mereka. Lingkungan belajar dan bermain mereka bisa jadi tidak lagi terbatas pada dunia fisik, melainkan meluas ke dimensi virtual yang imersif. Ini membawa potensi besar dalam metode pendidikan yang lebih interaktif dan personalisasi pengalaman belajar. Namun, hal ini juga menimbulkan tantangan baru bagi orang tua dan pendidik dalam menyeimbangkan waktu layar dan interaksi dunia nyata. Sebuah studi yang diproyeksikan oleh Institut Studi Generasi di Kuala Lumpur pada Juni 2030 akan fokus pada dampak metaverse terhadap perkembangan sosial-emosional Generasi Beta.
Maka, bagi para orang tua, penting untuk mulai mengenal Generasi Beta dan mempersiapkan diri menghadapi tantangan serta peluang yang ada. Pendidikan tidak lagi hanya berpusat pada transfer pengetahuan, melainkan juga pada pengembangan keterampilan berpikir kritis, kreativitas, dan kemampuan beradaptasi di dunia yang terus berubah. Membimbing mereka untuk menggunakan teknologi secara bijak, mengembangkan kecerdasan emosional, dan menjalin hubungan sosial yang sehat di dunia nyata akan menjadi kunci untuk memastikan Generasi Beta tumbuh menjadi individu yang seimbang dan siap menghadapi masa depan yang serba canggih.