Di era digital yang serba cepat ini, kemampuan mengakses informasi tidak lagi menjadi satu-satunya indikator kecerdasan. Lebih dari itu, membentuk generasi yang cemerlang membutuhkan literasi digital yang mumpuni—kemampuan untuk mencari, mengevaluasi, menggunakan, dan menciptakan informasi digital secara cerdas dan bertanggung jawab. Literasi digital adalah fondasi esensial yang akan membekali anak bangsa dalam menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang di masa depan yang makin terkoneksi. Tanpa literasi digital yang kuat, upaya membentuk generasi emas justru bisa berujung pada kecemasan di tengah banjir informasi. Sebuah laporan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika pada April 2025 menunjukkan bahwa indeks literasi digital masyarakat Indonesia meningkat 5% setiap tahunnya, namun masih banyak ruang untuk perbaikan.
Literasi digital bukan hanya tentang kemampuan mengoperasikan gawai atau mengakses internet. Ini mencakup pemahaman kritis terhadap informasi yang diterima. Di tengah maraknya hoaks dan disinformasi, membentuk generasi yang mampu membedakan informasi benar dari palsu menjadi sangat krusial. Mereka perlu diajarkan cara memverifikasi sumber, mengenali bias, dan berpikir secara logis sebelum mempercayai atau menyebarkan suatu informasi. Kemampuan ini akan melindungi mereka dari manipulasi dan propaganda yang merugikan. Contohnya, pada program “Cerdas Bermedia Digital” yang diadakan di salah satu sekolah menengah di Yogyakarta pada Sabtu, 21 Juni 2025, siswa diajarkan teknik dasar memverifikasi berita online.
Selain itu, literasi digital juga mencakup etika dalam berinteraksi di dunia maya. Membentuk generasi yang bertanggung jawab berarti mengajarkan mereka tentang privasi data, jejak digital, keamanan online, dan pentingnya bersikap positif serta menghormati orang lain di platform digital. Hal ini krusial untuk mencegah cyberbullying, penipuan online, atau bahkan keterlibatan dalam kejahatan siber. Kesadaran akan dampak digital pada diri sendiri dan orang lain adalah bagian tak terpisahkan dari literasi ini.
Terakhir, literasi digital memberdayakan generasi muda untuk tidak hanya menjadi konsumen, tetapi juga produsen konten digital. Mereka dapat menciptakan inovasi, menyebarkan ide-ide positif, dan berkontribusi pada solusi masalah sosial melalui platform digital. Dengan demikian, literasi digital adalah investasi jangka panjang untuk membentuk generasi yang tidak hanya pintar secara akademis, tetapi juga adaptif, kritis, dan mampu menjadi agen perubahan positif di era digital ini. Ini adalah kunci untuk memastikan Indonesia memiliki sumber daya manusia yang kompeten dan berdaya saing global.